PILIHAN

PUISI

KEPADA SEORANG AYAH YANG BERBAHAGIA

Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu
saat kau membacakan baris-baris kasih sayang
kepada buah hatimu
Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu

Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini
seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu
coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah
merasuki tulang-tulang tuamu.

Adakah aku akan melihat orang tuaku
sebahagia lantunan nyanyian hatimu
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
aku merenung menggores bayangan butiran air matamu
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan
aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku
yang tak sanggup menahan keharuan
menuntut jalan keluar,
mungkin hendak berteman dengan air matamu



TANPA JUDUL

Maaf saya tidak dapat menemukan judul yang tepat
untuk untaian kalimat yang hendak saya tulis
hari-hariku dipenuhi oleh suara-suara tak bergetar seperti kemarin ....
getaran itu semakin lama semakin sayup... perlahan
getaran itu melemah dan berhenti
seperti denyut nadi anak-anak ingusan
tak terdengar mereka oleh gesekan angin

Jika demokrasi adalah judul terindah bagi suatu bangsa
maka bangsaku hendak menggunakannya pula
mereka mengorbankan jiwa dengan sukarela atau dengan pesan
mereka sama-sama berdarah dan bahkan hilang oleh dahaga tanah
aliran sari-sari makanan kebebasan tak pernah sampai
tersebar ke seluruh tubuh
berhenti mereka di antara lembaran-lembaran kertas berstempel

Maaf jika hidupku adalah demokrasi
nampaknya ia tak punya judul lagi
kadang saya merasa sangat berharga dan ingin hidup
seperti jiwa Chairil Anwar
namun kadang saya menemukan ketidakbernilaian
yang mendorongku untuk mengakhiri hidup
the object of my affection telah mati
bersama judul tulisan-tulisan tentang
demokrasi yang semakin kabur



AKU DAN TULISANKU

Adakah orang akan bertanya akan aku ketika aku
tak pernah menulis satu kata?
Adakah orang akan mencari namaku ketika aku
tak pernah meninggalkan kesan?
tulisanku adalah diriku, diriku mustahil adalah tulisanku
jari-jariku bekerja dengan otakku
tapi tidak dengan diriku
diriku adalah kumpulan prilaku potensi dosa
diriku adalah susunan tulang daging darah
yang mungkin telah menyerap barang haram
diriku bukan milikku, lingkunganku telah mengklaimnya
Adakah orang pernah menerima aku berbeda dengan tulisanku?
Berjayalah kalimat-kalimat yang kutulis
sebab mereka mendapat teman dan musuh yang menghormati
ingin aku memasukkan diriku ke dalam tulisanku
harap aku bisa mendapat sapaan hormat yang sama
Tulisanku adalah produksi otakku yang bersahaja
tak dapat bercengkrama dengan prilakuku yang
diproduksi oleh niatku yang subjektif
tulisanku memberi tahu tentang aku ke dunia
sementara aku tak pernah berbuat yang sama
kepada tulisanku....



KEPERGIANMU

Air matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku

Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi

Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas



PERUBAHAN

Engkau hari ini
adalah murid dari masa lalumu.
Jika engkau menghormatinya,
dan berlaku setia kepada petunjuknya,
maka hari ini-mu akan menjadi masa lalu
yang memuliakanmu di masa depan.
Maka mengapakah
engkau masih berkeras-kepala
mengulangi cara-caramu
yang terbukti hanya menggelisahkan jiwa baikmu
yang marah kepada ketidak-tegasanmu sendiri?
Sudahlah,
segera lakukanlah yang baik bagimu.



RINDU

Kawan...janganlah katakan
Bahwa aku melarikan diri dari perjuangan
Sesungguhnya aku baru memulainya

Di kejauhan aku merasa tersiksa
Suka-duka yang aku lewati sendirian
Tak akan bisa tergantikan
Dan tak seindah selain bersama kalian

Aku rindu tuk menyelimuti para kader Kohati
Dikala malam saat mereka terlelap
Rindu kemarahan dan air mata para kader ikhwan
Karena aku selalu dituduh mencipta masalah.

Kepergianku untuk menjauh dari kalian
Bukan karena aku membawa masalah
Sungguh...apa yang ku lakukan demi kebahagiaan keluarga
Meskipun mempengaruhi sebuah eksistensi.

Kawan...
Ber-HMI harus ikhlas dan sabar
Dan dengan niatan tulus dan suci tanpa tendensi
Seandainya..kalian menghadapi suatu masalah
Anggaplah itu adalah bunga romantisme
Ritmes dari suatu perjuangan

Janganlah tak ada sapa
Janganlah tak ada senyum
Janganlah ada kata melarikan diri dari sekret
Dan...
Janganlah ada kata pengunduran diri
Meskipun telah terjadi konfrensi luar biasa.



SEPUTIH HATI

saat ini aku akan pergi jauh.
demi kerinduanku yang semakin sangat..
demi sebuah pengabdian.
pada ayah bunda

jujur aku akui
aku masih mengingatmu...

Dan...
aku tak akan bisa melupakanmu.
Dan...yakinlah
aku akan menunggumu di dermaga.

ENTAH...
Entah...
Dalam dekapan rasa
Untuk berapa kali aku duduk di sini.
Entah...
Dalam dekapan rindu.
Berapa kali lagi aku akan di sini.
Saat ini...
Dengan segala asa.
Masih duduk di dermaga tua ini.
Entah...sampai kapan aku di sini
Mungkin...ya...mungkin.
Sampai tidak ada lagi dermaga
Di kota ini.
Entahlah...


IKRAR

Mega bertebaran di langit jingga sore itu.
Senandung kata bernada terbawa angin
Yang menari di sela reranting.
Bersuara merdu bak perindu merindu.

Wajah manis duduk di altar ketermanguan.
Menikmati penantian dalam kesendirian.
Mencari asa yang masih tertinggal di antara realitas.
Mungkinkah harap itu menjadi nyata.
Wujudkan impian dalam khayal.

Bilakah dermaga hidup terlabuhi.
Menukar sunyi dalam kegaduhan.
Menghadirkan keriangan dalam keramaian.
Menjadikan senandung cinta dari pencinta
Lebih bermakna...

Tarian waktu yang tak terhenti.
Berkuasa membawa diri pada masa dan ruang kepastian.
Musim semi itu akhirnya terjemput.
Pijar-pijar bahagia bergelayut di taman sang pencinta.
Menyesakan dada hingga tak mampu berkata

Ikrar suci yang terlantun.
Menjadi saksi cinta abadi



WANITA SHOLEHAH

Laksana rembulan...
Menyinari insan bumi.

Jika ia memandang...
Dunia seakan tergetar karena ketulusannya
Jika ia berkata...
Dunia seakan terlena karena kelembutannya.
Jika ia tersenyum...
Duniapun ikut tersenyum karena keikhlasannya.

Laksana pelita...
Tubuh terbakar demi sebuah pengorbanan.
Menjadi penuntun di tengah gemerlapnya dunia.

Laksana sahabiyah...
Langkah kakinya bagai langkah Fatimah.
Hidupnya penuh ketenangan jiwa.
Karena hatinya selalu berdzikir.

Dialah wanita sholehah..
Yang senantiasa menjadi penentu.
Akan sebuah perubahan dunia.



KEIKHLASAN

Keikhlasan sifatnya non material
Rela hati menelusuri kehidupan
Dengan tetesan keringat dan air mata
Dengan pengorbanan sebuah eksistensi diri
Hanya untuk mengubah paradigma semesta

Keikhlasan bagian dari spiritualitas
Sedang spiritualitas tak terukur oleh material
Wajah yang manis menjadi legam
Terkena panasnya terik sang surya
Hanya untuk mengharmonisasikan semesta.

Adakah keikhlasan tersimbolkan
Sedangkan simbol adalah representase makna
Bukankah simbol tuntutan syariat
Dalam upaya menapaki jalan spiritual
Ataukah keikhlasan tersimbolkan dalam bentuk kepanitiaan di LK
Tersimbolkan melalui tetesan keringat peluh tanpa bahasa

Keikhlasan adalah bagian dari spiritualitas
Menemukan spiritualitas melalui keikhlasan memberi
Dan tersingkapnya tabir
Jadikanlah diri milik semesta
Semesta merindukan sentuhan dan belaian tangan kita.


MUSAFIR RINDU

Banyak orang mengira aku ini gila
Menertawai dan mencemoohku
Karena mereka tidak pernah menyelami risalahku
Wahai andai mereka tahu pasti mereka
Akan berdesakan ke pantai di mana kaki mereka
di pasir dengan mesra diciumi alunan ombak
takjub menyaksikan fenomena lautku
Dan mereka mengagumi karangku ketika dilanda ganasnya gelombang
Atau bersama camar bernyanyinyanyi di lubuk hatiku
Atau mereka akan menangisi dirinya sendiri karena
dahaga di gurungurun tandusku
Atau mereka tersedusedu ketinggalan kompas
ketika tersesat di rimbarimbamimpiku
Atau mereka menyesali diri tak mampu menyelamatkan
dirinya sendiri ketika terjatuh ke jurang hatiku
Ah tak habis risalahku ini kuutarakan walau matahari diurungkan ke barat
Tapi wahai andai pun aku ini gila
Pintaku biarkan aku gila dalam cintamu



PERNIKAHAN

Berpasangan engkau telah diciptakan,
Dan selamanya engkau akan berpasangan.
Bersamalah dikau tatkala Sang Maut merenggut umurmu,
Ya, bahkan bersama pula kalian, dalam ingatan sunyi Tuhan.
Namun biarkan ada ruang antara kebersamaan itu,
Tempat angin surga menari-nari di antaramu.
Berkasih-kasihanlah, namun jangan membelenggu cinta,
biarkanlah cinta itu bergerak senantiasa
seperti aliran air sungai yang mengalir lincah di antar kedua belahan jiwa.
Saling isilah piala minumanmu, tapi jangan minum dari satu piala,
Saling bagilah rotimu, tapi jangan makan dari pinggan yang sama.
Bernyanyi dan menarilah bersama, dalam segala sukacita,
Hanya biarkanlah masing-masing menghayati ketunggalannya.
Tali rebana masing-masing punya hidup sendiri,
Walau lagu yang sama sedang menggetarkannya.
Berikan hatimu, namun jangan saling menguasakannya,
Sebab hanya Tangan Kehidupan yang akan mampu menggapainya
Tegaklah berjajar, namun jangan terlampau dekat:
Bukankah tiang-tiang candi tidak dibangun terlalu rapat?
Dan pohon jati serta pohon cemara,
Tiada tumbuh dalam bayangan satu dengan lainnya..



PERSAHABATAN

Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.
Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih
dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.
Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya,
kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri,
pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya;
kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan,
segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi,
dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya,
mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya,
bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki,
nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan
kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta ,
tetapi sebuah jala yang ditebarkan,
hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu,
biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya,
untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu,
bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan,
biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi,
hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.



AKU DAN KETIADAANKU

Di mana aku,
ketika berada di sisimu,
seakan lenyap tak berpuing,
sirna tak berjejak.
Aku hilang,
menyublim berganti raga,
hingga tak kukenali diriku,
saat kugenggam erat jemarimu,
Aku adalah ketiadaan,
yang ada hanyalah cinta,
jelmaan selangit rindu,
yang bisa kau rasa hadirnya.
Atas nama ketiadaanku,
atas dasar kerinduanku,
atas unjuk perasaanku,
kasihi aku sepanjang hidupmu.
JIKA MASIH ADA AKU
Jika namaku masih tertulis di hatimu,
tolong jaga biar tak pudar,
walau bukanlah manuskrip keindahan masa lalu,
setidaknya akan menjadi prasasti abadi,
yang berdiri atas nama persaksian cintaku.
Jika bungaku masih tumbuh di hatimu,
tolong rawat biar tak layu,
walau tak mampu menjadi panorama indah bagimu,
setidaknya akan meneduhkan sejengkal rasamu,
dari merah jingga terik dunia.
Jika sesekali tembangku mengalun di hatimu,
tolong jangan biarkan matamu terlelap,
walau desahku terdengar sumbang bagimu,
setidaknya bait demi bait lirik yang kutulis,
adalah sejujur-jujurnya perkataanku.
Jika wajahku masih tergambar di hatimu,
tolong sisihkan waktu untuk memandangnya,
walau kini tlah buram bias warnanya,
setidaknya ada seulas senyum yang hendak kuberi,
senyum dengan sejuta arti yang tak pernah kau mengerti.
Jika semua telah berubah,
biarlah berubah seperti angin berputar arah,
tapi ada satu hal perlu kau mengerti,
janji lamaku tak akan pernah goyah,
untuk menyayangimu sampai jamanku berlalu.



JALAN PEMUDA

Jalanmu,
panjang terbentang,
lurus nan halus,
luas tak bercadas,
mengapa tak kau lalui.
Jalanmu,
pekat berkarat,
gelap berasap,
curam mencekam,
kau lalui dengan bangga.
Pemuda,
masa depan datang menantang,
bangsa luar kekar mencakar,
negerimu menanti bhakti,
jadilah garda negaramu.
Sudahi berteman setan,
mengisi hari tanpa arti,
berbuatlah berlimpah hikmah,
lalui jalan lurusmu,
wahai pemuda.


BUKAN INGINKU

Siapa juga yang ingin seperti ini,
hati yang dulu lapang terbentang,
kini sarat lukisan manis senyummu,
menelantarkan keangkuhan klasik,
jatuh berantakan berkeping-keping,
bagai halilintar berkilat tanpa suara,
seolah gemuruhnya redam terpendam,
terbuai harum aroma rambutmu,
yang terurai membelai sukmaku.
Siapa juga yang mau seperti ini,
pikiran yang dulu bebas dari batas,
kini harus tersekat indah bayangmu,
mengosongkan segala isi di sanubari,
menjadikan kehampaan kukuh berkuasa,
di antara rumpun-rumpun harapan,
yang menjulang menantang pelangi,
untuk mengadu kecerahan warnamu,
yang terbatik pada kisi-kisi jiwaku.
Siapa juga yang suka seperti ini,
angan yang dulu tak pernah terbang,
kini melambung meyeruak ke langit,
bagai layang-layang tak bertemali,
lepas ke atas membawa mata belati,
menusuk lapisan kodrat yang melentur,
hingga terbedah jahitan di wajah awan,
menjatuhkan tetes hujan kesyahduan,
menyirami benih-benih kasih untukmu.



AKU CEMBURU

Aku cemburu padanya,
tahukah kau kenapa?
karna malam ini kulihat dia menangis,
di tengah kesunyian nan hening,
berdua dengan Tuhannya.

Aku cemburu padanya,
tahukah kau kenapa?
karna pagi ini kulihat dia tertawa,
bersama wajah-wajah kecil tanpa dosa,
di panti asuhan berbagi rejeki.
Aku cemburu padanya,
tahukah kau kenapa?
karna kulihat dia tersenyum,
mencium kening ibunya,
sembari berucap salam.
Aku cemburu padanya,
tahukah kau kenapa?
karna tak kudengar keluh kesah,
walau cobaan mendera,
dan musibah menimpanya.
Aku cemburu,
entah kenapa,
aku tak bisa seperti itu,
walau harus kusyukuri,
masih ada cemburu di hati ini.



AJARI AKU MEMBENCI

Ajari aku membenci,
pada semua rasa benciku,
sebab takkan ada keindahan,
kala masih ada kebencian di hati.
Ajari aku mencela,
pada segumpal kesombonganku,
karena aku tak dapat melihat,
betapa lemahnya diri ini.
Ajari aku menertawakan,
pada diriku yang amat lucu,
bagai badut berbalut bantal,
menjadi tabir kemunafikan,
Ajari aku menghina,
pada diriku yang amat hina,
karena di hadapan keagunganNya,
tak mungkin kubusungkan dada.
Ajari aku mmerendahkan,
pada diriku yang amat rendah,
walau anganku melayang tinggi,
kelak juga akan menjadi tanah.
Ajari aku,
tentang hidup dan kehidupan,
agar aku menjadi hambaNya,
bukan hanya patung berjalan.



BUTUH

Tuhan,
Andai hari ini Kau sediakan sepuluh ampunan,
aku ingin kesepuluhnya untukku.
Andai esok hari Kau sediakan seratus ampunan,
aku juga ingin keseratusnya untukku.
Andai lusa kau sediakan seribu ampunan,
aku tetap ingin kesemuanya untukku.
Bukannya aku egois,
bukannya aku serakah,
tak peduli dengan yang lain,
atau mau menang sendiri,
tapi semata-mata karena alasan,
aku butuh,
butuh sekali.



CATATAN KAKI

Catatan-catatan panjang,
atas langkah-langkah kakimu,
yang tegak dan yang terhuyung,
yang lurus dan yang melengkung,
yang bebas dan yang terpasung,
pernahkah coba kau baca lagi?
Bukankah jalan lurus masih terbentang,
halus mulus dan menenteramkan jiwamu,
tapi mengapa kau pilih yang menyimpang,
kau lalui dengan secercah senyum,
walau terjal dan berbatu amat tajam,
dan perih di telapak seakan tak kau rasakan.
Coba tengok ke belakang sejenak,
jejak-jejak itu masih jelas terlukis,
tak mampu terhapus hujan yang menderu,
hingga musimpun telah berganti kemarau,
kaupun masih enggan mengingat suatu hari kelak,
saat dibukanya semua catatan atas langkah kakimu.



GAULI AKU

Demi dirimu,
musnah kejayaanku,
hanya tinggal satu,
satu-satunya,
yang pertama-tama,
dan terakhir kali,
kugenggam erat,
rapat tanpa sekat,
sampai kapanpun,
tetap akan kuingat.
Dialah janji setiaku,
maka dari itu,
setialah kepadaku.
Pintamu padaku,
agar kucurahkan semua,
deburan kasih sayang,
tanpa menyisakan,
celah ruang di hati,
untuk nama selainmu,
walau tidaklah mudah,
telah kuperjuangkan,
mati-matian,
hingga mati rasa ini,
terhadap segala godaan,
maka dari itu,
sayangi aku.
Karenamu,
kini aku sendiri,
teman menjauhi,
runtuh kepercayaan diri,
hingga tiada kekuatan lagi,
singgasanaku terkudeta,
tak ada salam hormat,
hilang sambutan hangat,
sahabat setia pergi,
satu demi satu,
tak ada yang mau bergaul,
maka dari itu,
gauli aku.



HAPUS AIR MATAMU

Hapus air matamu
Aku tak ingin kau menangis lagi
Yakin kan hati mu
Bahwa ini adalah yang terbaik tuk dijalani
Sekian waktu kita bersama
Tak mudah menepis semua ragu didada
Kita berbeda jalani keyakinan
Tapi kau yang kuinginkan untuk segala
Sebenarnya tak ingin ku menanggalkan hati
Sayang ku dengarkan aku
Tak mungkin kita terus bertahan
Dalam semua perbedaan
Aku Harus Kembali Sendiri

Jalani hidupku tanpa ada lagi dirimu
Kini saatnya aku harus menepi
Dari semua keinginan untuk dapat disayangi
Rasa yang ada adalah semu
Hanya sebuah fatamorgana
Yang memang tak untuk jadi nyata
Walau di dalam hatiku cintaku hanya kamu
Aku hanyalah seorang pecinta biasa
Yang terbelengu atas semua rasa
Cinta yang ada saat ini yang tertuju untukmu
Akan terus terjaga untukmu Satu
BANYAK WAKTU SUDAH TERLEWATi
Banyak Waktu Sudah terlewati
Banyak jalan telah kita jalani bersama
Masihkah ada
Rasa itu hanya untukku
Seperti kasihku padamu
Yang tak terbatas ruang dan waktu
Di kala malam semakin menepi
Ingin kuraih bayangmu dalam bunga mimpiku
Dan seperti tak pernah berakhir
Tuk menyebut namamu
Dalam noda rindu
Tuk Menepis Raut Wajahmu
Dari batas anganku
Sungguh tulus cintaku padamu
Kan kubingkai dan kujaga
Rasa sayang itu dipigura hatiku
Alangkah bahagia bila kau rasakan juga



CINTA GURU

Setiap masuk kelas Ia bawa hal baru
Hingga murid slalu menunggu-nunggu
Tak pernah datang terlambat
Aturan waktunya sungguh akurat
Pelajaranpun penuh dengan variasi
Dengan beragam macam aksi
Teriakan, tepuk tangan dan tawa
Yel-yel dan nyanyian bergema
Memberi semangat pada semua
Memberi dorongan untuk mencoba
Dengannya kelas jadi bernyawa
Penuh kesungguhan namun tak hilangkan canda



PUISI UNTUK GURU

Orang kata guru itu penat
Gaji tak seberapa kerja berlambak
Aku kata guru itu rehat
Mengajar tak seberapa tapi penuh berkat
Kerja sekerat-sekerat pahala penuh sendat
Ilmu yang dicurah tak dapat disekat
Makin dicurah makin mendekat
Orang kata guru itu sungguh bosan
Setiap tahun muka sama setiap bulan
Aku kata guru itu singguh riang
Sekali berkata murid ketawa girang
Bila berjaya murid terus menjulang
Jasa bakti tak pernah hilang



SUARA HATI

Ku tuangkan semua barisan kata hatiku dalam sebuah kalimat cinta
Kurangkai indah mengungkap kejujuran yang tertanam dalam raga
Kutata rapi kalimat demi kalimat yang tersaji dalam setiap bait syair istimewa
Dan terucap merdu terngiang merasuk dalam relung jiwa
Dengarkanlah gemuruh suara hati ini
Rasakan dengan penghayatan kasih sejati
Karena ungkapan perasa'an ini terlahir dari cinta yang suci
Dan mengalir di setiap pembuluh nadi
Hening....
Dalam keheningan yang menemani kesendirian
Telah mengawali segala isi hati yang resah akan keraguan
Ku bisikkan kata cinta ini lewat senandung rinduku
Ku curahkan segala perasaan ini agar resah dan gelisah tak lagi menghantuiku
Kasih...
Tataplah aku...
Lihatlah sumber mata air cinta yang terpancar hanya untukmu
Lihatlah genangan cinta suci yang terus membanjiri sukmaku
Jangan biarkan kesia sia'an ini tanpa mau merasakan ketulusanku
Dan jangan biarkan hati ini gersang akan kerinduan



KHAYALAN CINTA

Menelusur aku dilamun.
Mencari sosok itu.
Itu sosokmu..
Berkhayal akan dirimu.
Berkhayal akan kebersamaan kita kemarin.
Mengulang adegan-adegan indah itu dibenak.
Mengarang sedikit adegan tambahan yang kukarang sendiri.
Tersenyum tipis untuk itu.
Kemudian bungkam menikmati telusuran angan yang kian jauh.
Aku merindukanmu sayang..
Menunggu nyatamu untuk kurekam demi lamunku esok.
Memperjelas sosok itu dibenak.
Datanglah..
Bermanjalah lagi..
Bersandar dibahuku seraya membahas hal-hal sesukamu.



MASIH ADAKAH CINTA ITU

Gemuruh dadaku makin
menyiksa..bagai gelegar suara
merapi dsana..aku coba
brtahan..walau trasa
sesak..makin sesak ketika ku
temukan namamu..prlahan
menetes air dpipi kananku..aku
terus dan masih ingat
kamu..andai kaki ini bisa
berlari,kan kuhampiri km jauh
disana..tp tubuhku ttp trpaku
dgn semua kesibukan yg kucari2
sendiri….
Masihkah ada asa itu…



SIAPA GERANGAN CINTA

Siapakah sebenarnya kau, duhai insan Tuhan
Kau menelusup di seluruh belahan diriku
Bersembunyi di setiap sudut persendianku
Berenang lincah bersama aliran darahku
Seakan kau tak akan pergi dari diriku
Siapakah sebenarnya kau, duhai insan Tuhan
Ketika ingin ku pejamkan mata
Kau hadir dengan senyum manismu
Mengisi di setiap titik anganku
Namun jika ku membuka mata dan terjaga
Kau menari dihadapanku
Bagaimana aku harus bertindak ?
Saat-saat
Setiap waktu
Detik
Menit
Jam
Kau seakan peluk erat diriku
Tak dapatkah aku lepas dari bayangmu ?
Siapakah sebenarnya kau, duhai insan terkasih
Walau hadir hanya dalam alam bawah sadarku
Kau telah menyisakan seribu bayang
Yang tak akan punah meski semua berlalu
Kau juga menorehkan sebuah rasa
Yang tak dapat aku mengerti
Cintakah ?




CINTA MISTERIUS

ketika kubuka mataku,
kulihat dirimu duduk manis jauh didepanku..
ku tahu kau tak melihatku..
tapi ku bisa melihatmu..
setiap malam ku terbayang olehmu..
senyummu yang manis, membuatku terpesona di kejauhan..
oh sayang kau tak melihatku..
oh Tuhan…
biarkan sekali saja, dia melihatku..
melihatku yang selalu cinta kepadanya..
melihat hatiku yang penuh cinta untuknya…




KEGELISAHAN CINTA

disaat terpikir tenteng dia
yang entah ada di mana
terkadang hati teriak dengan kehampaannya
mencari dan menunggu hati cintanya
ku menangis tanpa air mata
ku teriak tanpa suara
hanya merasakan sakitnya hati
begitu tersiksa menunggu yang di nanti
begitu berat melepaskan rasa ini
yang sudah merasuk dalam hati
mungkin bila aku nanti mati
sesalku akan abadi
akankah penantian ini berujung bahagia
ataukah hanya asa semata
tapi hatiku kan selalu tegar menghadapinya
walau akhirnya hanya membuat luka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar